Pengusaha Hotel Jatim Jual Aset Untuk Bertahan di Tengah PPKM

canalberita.com — Sejumlah pemilik hotel di Jawa Timur menjual asetnya untuk bertahan hidup. Itu dilakukan setelah mereka terpukul oleh  Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat yang dilakukan pemerintah dalam rangka menekan penyebaran corona.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jatim Dwi Cahyono mengatakan sebelum PPKM darurat, hotel di Jawa Timur memang sudah tertekan hebat. Tekanan terjadi sejak merebaknya pandemi covid-19.

Menurutnya, akibat pandemi, okupansi hotel merosot hingga rata-rata tinggal 10 persen saja. Hal itu terus memburuk, sebagian daerah bahkan sampai 0 persen.

“Kalau Surabaya masih sekitar 15 persen, tapi di daerah lain itu parah. Di Kediri itu sampai nol persen, sudah nggak ada tamu. Kalau di rata-rata di bawah 10 persen,” kata Dwi, Kamis (29/7).

Dwi bahkan mendapat laporan bahwa sebagian besar hotel di Jawa Timur mulai melakukan efisiensi dengan mengurangi karyawan. Dampaknya, bahkan hotel terpaksa menjual asetnya.

“Sekarang saja sudah mulai jual aset tapi yang di luar bisnis hotel dan restoran. Ya tujuannya biar gak sampai efisiensi karyawan terus,” ucapnya.

Dwi menambahkan, sebenarnya PHRI Jatim sudah berkomunikasi dengan Wakil Gubernur Emil Elestianto Dardak ihwal anjloknya industri ini. Ia berharap stimulus tetap diberikan, seperti keringanan pajak hingga bantuan atau suntikan bantuan dari pemerintah.

“Karena  tidak ingin dengan kondisi ini, sebaiknya diberi stimulus, biar tidak bertambah karyawan yang dirumahkan. Itu kan nanti jadi beban lagi buat pemerintah,” kata dia.

Penelusuran CNNIndonesia.com di situs jual beli, sejumlah hotel bintang tiga di Surabaya di bilangan Jemursari sampai Genteng Kali, mulai ditawarkan dengan harga Rp65 miliar hingga Rp135 miliar.

(Sumber: cnn)